SAdAP Harapkan Pemerintah dan PB FORKI Memberi Atensi Khusus Kepada Senior Mantan Atlet Karate yang Berprestasi

Global Sultra.co.id.Jakarta –
“Saya melihat sejauh ini Karateka Indonesia sudah mulai kehilangan semangat dalam menjuarai turnamen-turnamen yang diadakan di dalam maupun di luar negeri, tentu hal ini terjadi karena kurangnya intensitas latihan
dan tehnik yang tidak dikuasai” urai pria yang akrab disapa SAdAP ini

Syarifuddin Daeng Punna tokoh Masyarakat Sulsel yang juga Ketua Pordibya sekarang BUDOKAI Sulsel mengharapkan adanya perhatian kepada para atlet karate yang berprestasi sebagai langkah membangkitkan semangat dalam mengikuti pertandingan di berbagai negara.

Ketua BUDOKAI SULSEL – Syarifuddin Daeng Punna bersama mantan altlet karateka Nasional., Saleh Alhasby dan Tommy Firman

Baru-baru saja saya berbincang dengan Saleh Alhabsi salah satu atlet karate yang pernah mengharumkan nama bangsa di ajang turnamen Internasional APUKO dengan menumbangkan karateka dari Jepang, juga Tommi  Firman yang menjuarai Asean Games ke XIX tahun 1997 di Jakarta dengan menyumbangkan 7 medali emas. Disamping itu Bahwa dengan melihat kondisi Karate Indonesia dengan prestasi yang semakin menurun maka sudah saatnya diberikan atensi bagi pelatih maupun atlet, dalam pertemuan tersebut dengan beberapa pengurus Budokai Sulsel kami juga meminta agar segera dilaksanakan pra-PORDA untuk menyeleksi generasi emas yang mampu berkompetisi di ajang pertandingan olahraga ungkapnya.

Kedua Atlet yang pernah membanggakan nama Indonesia tersebut mempunyai teknik karate yang tidak dimiliki oleh karateka saat ini, apalagi secara fisik dan mental tidak diragukan lagi, olehnya itu para atlet karate milenial saat ini harus banyak belajar kepada kedua mantan atlet tersebut jelas SAdAP.

Lanjutnya, Setelah saya  berdiskusi dengan Pengurus Budokai di Makassar beberapa waktu lalu saya menarik kesimpulan bahwa keluhan para atlet, selain animo latihan yang kurang juga karena perhatian terhadap atlet yang tidak begitu menggembirakan, banyak mantan atlet yang pernah meraih prestasi dimasa muda  kahidupannya tidak begitu menguntungkan dimasa tuanya,  jika dibandingkan dengan mantan atlet-atlet yang ada di Singapura, Malaysia, Thailand mereka di jamin kehidupannya oleh negara.

Hal ini kemudian memunculkan stigma bahwa cabang olah raga karate menjadi salah satu olahraga yang tidak begitu memperhatikan nasib mantan atletnya, padahal dulu karate Indonesia cukup disegani lawan dari berbagai manca negara.

Saya berharap pemerintah dapat mengapresiasi para atlet karateka dan para atlet lainnya karena masih banyak atlet-atlet kita yang kehidupannya kesulitan dalam hal ekonomi. Bukan hanya pemerintah, harapan saya termasuk bagaimana peran anggota DPR RI dalam hal ini komisi yang membidangi hal terkait, agar memikirkan nasib atlet dan mantan atlet yang berprestasi, urainya.

Untuk itu saya meminta dan berharap agar PEMERINTAH KHUSUSNYA MENTERI OLAHRAGA serta PB FORKI untuk melakukan evaluasi dalam manajemen pengurusan atlet, para atlet termasuk mantan atlet yang pernah ikut mengharumkan nama bangsa, mereka sebenarnya butuh sentuhan dan perhatian dari induk organisasi Cabang Olahraga Karate agar karate indonesia dapat kembali berjaya sebagaimana dimasa dimana olahraga karate menempati trend cabang olahraga yang bergengsi setelah bulu tangkis tutup SAdAP.(*)

Laporan : Asrul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *