Globalsultra.co.id || Buton Selatan – Desa Kapoa Barat Bakal miliki destinasi wisata yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk memancing sambil menikmati pemandangan laut lepas. Hal itu disampaikan oleh Anwar Yasin, Kepala Desa Kapoa Barat, Kecamatan Kadatua, Kabupaten Buton Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara saat ditemui oleh awak media. Selasa (31/5/2022).

“Untuk sementara destinasi wisata tersebut dihentikan dulu pembangunannya karena terkendala pandemi Covid-19. Tapi kita akan tetap lanjutkan bahkan master plangnya sudah ada,” ucapnya.
Adapun salasatu keutamaan dari destinasi wisata tersebut, kata Anwar, pengunjung bisa menikmati makanan yang disediakan, tapi sebelumnya pengunjung akan memancing dulu. Jadi sambil menikmati ikan yang jelas segar-segar itu, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan lautan lepas.

“Insaallah tahun depan kalau dana covid-19 sudah tidak dianggarkan lagi dalam penggunaan Dana Desa (DD), maka kita akan lanjutkan lagi membangun destinasi wisata tersebut. Dan ditargetkan selesai tahun 2024, supaya Desa Kapoa Barat ini mendapatkan Pendapatan Asli Desa (PAD) dari destinasi wisata tersebut,” jelasnya.
Adapun kegiatan yang dilakukan tahun ini terkait penggunaan Dana Desa (DD) tahun 2022 ini yaitu untuk fisik dibangun tangga bukit sebagai akses menuju lahan pertanian yang terletak di dusun batupoohu.
“Selain tangga bukit, ada juga teluk pantai, dan pembuatan bak air sumur bor secara permanen, yang juga di dusun batupoohu,” ucapnya.
Sementara untuk BLT, masih Anwar, sudah diserahkan tahap dua ke 93 KPM.
“Kita sudah serahkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk 93 Keluarga Penerima Manfaat (KPM), selama enam (enam) bulan atau tahap kedua. Dan masing-masing KPM menerima Rp 300 ribu,” tandasnya.

Menurut Anwar Yasin yang didampingi Sekdes Kapoa Barat, Armila mengatakan bahwa, DD yang dikucurkan pemerintah pusat melalui APBN ini sangat luar biasa.
“Dengan adanya DD secara tidak langsung dapat mengurangi angkah kemiskinan. Masyarakat Desa Kapoa Barat sangat terbantu, pasalnya sebelum ada DD jika musim kemarau kita menyeberang ke pulau Siompu untuk mendapatkan air bersih. Tapi setelah adanya DD sejak tahun 2015 kita sudah membuat sumur bor untuk pengadaan air bersih, dan itu masih berfungsi sampai sekarang. Dan sekarang itu setiap rumah sudah memiliki bak penampungan air dengan kapasitas 3.300 liter sampai 5000 liter,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Anwar, nelayan yang dulunya hanya menggunakan sampan kecil untuk melaut, tapi dengan adanya DD sekarang nelayan di Desa Kapoa Barat ini sudah menggunakan perahu Viber.
Untuk itu selaku Pemerintah Desa (Pemdes), Anwar Yasin berharap semoga DD ini tidak dihapus atau ditiadakan lagi.

“Mudah-mudahan DD yang dikucurkan pemerintah pusat tidak ditiadakan, atau kalau perlu ditambah, supaya bisa lebih memajukan desa-desa yang ada di Indonesia, sehingga desa yang tadinya tertinggal bisa bersaing dengan desa yang sudah maju, begitupun dengan warga desa tersebut,” harap Anwar Yasin.
Penulis : HN
Editor : HN